Tuesday, November 25, 2008

THE VOLCANIC ACTIVITY OF RINJANI, LOMBOK ISLAND, INDONESIA DURING THE LAST TEN THOUSAND YEARS, VIEWD FROM 14C AGE DATINGS

Asnawir Nasution1), Akira Takada2), Rosgandika Mulyana1)

1)Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation, Indonesia

2)Geological Survey of Japan

ABSTRACT

The eruptive history of Rinjani voclano during the last 10 ky before the caldera formation was studied. The eruption rate of Rinjani volcano was kept constant (0.6 km3/ky) during a stratocone building stage between 12-6 ka. It decreases becoming 0.15 km3/ky for the last period of 5.2 ky before the caldera forming eruption (6-8 ka). During the low activity stage, three eruptions occured; Propok Pumice and Lembar Lava Flow (DRE: 0.1 km3 and 0.4 km3, respectively), Rinjani Ash and Rinjani Pumice (DRE: 0.3 km3). The magma path shifted 5 km toward the eastern flank to grow Rinjani volcano. The volcanic activity migrated more 5 km eastward for low activity stage, erupting Propok Pumice and Lembar Lava Flow. The activity migrated back to Rinjani summit yielded ash and pumice. Syncaldera stage started with plinian pumice (DRE: 3 km3) and a huge pyroclastic flow (DRE: >7 km3), and, finally, Segara Anak caldera of 6 km x7 km was formed at the center of Central Lombok Volcanic Complex. 14C datings indicates that the climax of caldera forming eruption was the periode of AD 1210-1300 years B.P., which is the third youngest caldera in Indonesia.

Keywords: caldera, pyroclastic flow, Plinian eruption, eruptiion rate, Rinjani volcano, Lombok island

»»  read more

PATAHAN AKTIF SUMATERA (SEGMEN SIANOK) DAN ZONASI KERENTANAN BENCANA DAN RESIKO GEMPABUMI DAERAH BUKITTINGGI DAN SEKITARNYA

Oleh :


 

A. Soehaimi *, Y. Fikri**, A. Djuhanda*, I.Effendi*,

I. Haryanto**, Ismawan**,

(* Puslitbang Geologi Bandung, ** Jurusan Geologi Unpad)


 

SARI


 

Geologi daerah Bukittinggi dan sekitarnya dapat dibagi atas 4 Kelompok Batuan, yaitu: Kelompok

Batuan Pra-Tersier (batuan sedimen karbonatan yang termetamorfkan, batuan terobosan asam dan

batuan ultrabasa), Kelompok Batuan Tersier (batuan terobosan granit), Kelompok Batuan Kuarter

(batuan gunungapi), dan Kelompok Batuan Holosen (endapan aluvium dan endapan kipas kolovium).

Kajian struktur geologi di daerah ini terdapat tujuh (7) Patahan yaitu: Patahan Mendatar Menganan

Sumatera, Patahan Oblique Padang Laweh, Patahan Mendatar Menganan Gaduik, Patahan Naik

Matur, Patahan Naik Padang Panjang, Patahan Normal Simabur, Patahan Normal Tanjung Sawah.

Hasil perhitungan rata-rata pergeseran sungai dan batuan di sepanjang lajur Patahan Mendatar

Menganan Sumatera sebagai patahan utama di daerah ini yang disebandingkan dengan umur batuan

gunungapi muda Marapi dan Singgalang (± 10.000 tahun yang lalu) maka berdasarkan kriteria

patahan aktif (Matsuda 1973) bahwa patahan ini termasuk sebagai patahan aktif kelas A (1<S<10

M/103 tahun). Intensitas maksimum gempabumi terhitung berdasarkan metoda Watabe (1973) yang

dapat terjadi di Bukittinggi dan Padang Panjang berkisar antara skala VII-VIII MMI (7,43-7,46 MMI).

Sedangkan berdasarkan parameter gempabumi Padang Panjang (1926) dan Batipuh (2004), yang

dihitung menurut metoda Murphy-O'Brien dan metoda Kanai percepatan tanah maksimum (PGA, peak

ground acceleration) Kota Bukittinggi dan sekitarnya berturut-turut adalah 394.44 gal dan 112.9 gal,

sedangkan Kota Padang Panjang berturut-turut : 486,3 gal dan 177,87 gal. Berdasarkan kondisi

geologi, kegempaan dan infrastruktur yang ada, dapat dibagi menjadi 6 zona kerentanan bencana dan

resiko gempabumi, yaitu: Zona Bencana dan Resiko Tinggi (I A), Zona Bencana dan Resiko Tinggi (I

B), Zona Bencana dan Resiko Sedang (II A), Zona Bencana dan Resiko Sedang (II B), Zona Bencana

dan Resiko Rendah (III A), dan Zona Bencana dan Resiko Rendah (III B). Hasil kajian patahan aktif

Sumatera segmen Sianok dan zonasi kerentanan bencana/resiko gempabumi ini diharapkan dapat

digunakan sebagai data awal perencanaan mitigasi bencana/resiko gempabumi daerah Bukittinggi

dan sekitarnya.


 

ABSTRACT


 

The geology of Bukittinggi and surrounding area can be divided into 4 rock groups: the Pra-Tertiary

(metamorphic carboniferous sediment rock, ultra mafic rock), The tertiary (granite intrusion), The

Quartenary (volcanic rock), The Holocene groups (alluvium and collovium deposits). The structural

geology (studied) in this region consist of 7 faults, there are: The Sumatra Right Lateral Strike Slip

Fault, The Padang Laweh Oblique Fault, The Gaduik Right Lateral Strike Slip Fault, The Matur Thrust

Fault, The Padang Panjang Thrust Fault, The Simabur Normal Fault, The Tanjung Sawah Normal

Fault. The displacement rate of river and layer of rocks along the Sumatera Fault during ± 10.000

years (Marapi and Singgalang volcanic rocks age), The Sumatera fault can be classified into the A

Class active fault base on the Matsuda's active faults criteria (1973). The maximum intensity base on

Watabe's method (1973) at Bukittinggi and Padang Panjang are VII-VIII MMI (7.43-7.46 MMI).

»»  read more

ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK PENENTUANKONFIGURASI BASEMEN DAN KETEBALANSTRATIGRAFI BATUAN DI DAERAH TOKACHI,PULAU HOKKAIDO, JEPANG

Amul Agan* dan T.A.Sanny*

*Departemen Teknik Geofisika, ITB


 

Abstrak

Gempa besar dengan Momen Magnitud = 8.1 yang terjadi di daerah Tokachi, Pulau

Hokaido, Jepang telah menyebabkan beberepa kerusakan yang serius. Tingkat

kerusakan yang berbeda pada zona yang tekena goncangan gempa diperkirakan

akibat dari local site effect. Dalam hal ini, kita mencoba melakukan eksplorasi dan

analisa mikrotremor untuk mengestimasi kedalaman basemen dan ketebalan

stratigrafi batuan dalam bentuk profil kecepatan gelombang S sebagai parameter

terpenting guna mengestimasi local site effect pada daerah tersebut. Pengukuran

dilakukan pada 4 lokasi berbeda di daerah Tokachi mengunakan 7 buah sensor

dengan konfigurasi silang. Dari hasil analisa spektrum f-k (frekuensi dan bilangan

gelombang) rekaman mikrotremor komponen vertikal didapatkan data kecepatan

fase. Selanjutnya data tersebut diinversi dengan mengunakan metode Algoritma

Genetik untuk mendapatkan profil kecepatan gelombang S.

»»  read more

Followers

 

Copyright © 2009 by Geology of Tectonic